Text
Sastra Indonesia Awal : kontribusi orang tionghoa
Novel indonesia pertama bukanlah azab dan sengsara tetapi tjihit liap seng (bintang tujuh) bukan terbit awal 1920-an, tetapi 35 tahun sebelumnya. Bukan buah pena merari siregar, seorang batak, melainkan seorang Tionghoa dari Bogor, Lie Kim Hok. Malah karangan Lie Kim Hok itu didahului akitvitas penulis perankan lain yang sejak tahun 1850-an, dengan munculnya dunia pers penerbitan atau bahkan lebih awal lagi dalam bentuk naskah tulisan tangan, telah menerjemahkan ratusan novel dari bahasa Tionghoa. Data- data ini mengundang kita untuk memandang kesustraan indonesia modern dengan mata baru, seberapa luas sastra peranakan itu? seberapa jauh berinteraksi dengan kesussastran yang diciptakan orang pribumi? Bagaimana hubungannya dengan sastra Tionghoa dan eropa? apa relevansinya bagi masyarakat indonesia kini?. Cluadine Salmon seorang pakar dari prancis telah 40 tahun meneliti masyarakat Tionghoa di indonesia dari sejarah, sosial dan sastra . Buku ini merangkum 20 artikel yang pernah ditulisnya tentang sastra Tionghoa perankan dari paruh kedua abad ke 19 sampai masa awal kemerdekaan.
2014614 | 802 CLA s | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain