Text
Riwayat Asap : membungkam jerebu lewat sastra
Salah satu fungsi sastra begitu humanis yakni ketika sastra mampu menjadi ruang yang utuh guna mengekspresikan keterdesakan kondisi hati, jiwa dan perasaan manusia. Ketika mulut terkukung untuk bicara, ketika suara- suara lantang tak lagi didengar, setidaknya sastra lah senjata terakhir untuk berbicara, setidaknya sastra lah senjata terakhir untuk membuka indra orang- orang di sekitar. Inilah yang menjadi alasan bagi tertulisnya buku Riwayat Asap, atas dasar nilai kemanusiaan yang dilandaskan pada nilai- nilai estetika yang lebih hormat, kritikan para penulis di Riau menyerukan berbagai kegelisahan jiwa mereka atas bencana menahun yang entah kapan akan berkesudahan. Penyajian karya- karya yang sederhana dalam buku ini melambangkan permintaan masyarakat Riau yang sebenarnya cukup sederhana, kita hanya menginginkan matahari yang kembali menyinari, langit yang kembali membiru dan anak- anak yang bisa bersekolah seperti biasa. Tak ada yang muluk dari permintaan kita. Permintaan masyarakat kecil yang ingin hidupnya bisa berjalan seperti baiasa, cukup itu saja. Sehingga kita tak akan lagi menyebut asap ini sebagai musim, sebuah sebutan latah yang tanpa kita sadari menjadi sebuah realita di tanah kita. Selamat membaca!
2014297 | 813 HEN r | My Library (LITERASI (800)) | Tersedia |
2014298 | 813 HEN r | My Library (LITERASI (800)) | Tersedia |
2014296 | 813 HEN r | My Library (LITERASI (800)) | Tersedia |
2014295 | 813 HEN r | My Library (LITERASI (800)) | Tersedia |
2014294 | 813 HEN r | My Library (LITERASI (800)) | Tersedia |
2014902 | 813 HEN r | My Library (LITERASI (800)) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain