Text
Religiositas TNI: refleksi pemikiran dan kepribadian jenderal besar Soedirman
Janji sudah kita dengungkan, tekad sudah kita tanam. Semuanya ini tidak akan bermanfaat bagi tanah air kita, bila janji dan tekad ini tidak kita amalkan dengn amalan yang nyata (Amanat Panglima Besar Soedirman, 7 Juni 1946). Sepanjang dekade terakhir kita kerapkali membaca adanya dikotomi Jenderal santri versus yang non santri dalam tubuh militer, tindakan represif aparat keamanan terhadap beberapa aktivitas agama yang di anggap radikal, dan meningkatnya benturan antara pihak militer dengan pihak sipil (terutama dari kalangan agama (islam) selama era reformasi dan sesudahnya). Fakta ini memberi kesan bahwa militer adalah pihak yang cenderung, jika tidak boleh mengatakan selalu, berseberangan dengan agama, seolah- olah militer dan agama adalah dua institusi yang terpisah dan unreconciliable dan seolah olah militer dan rakyat selalu memandang dengan rasa curiga. Tetapi sesungguh yang benarkah kesan seperti demikian?
2014537 | 923.5 ASR r c.1 | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain